Jejak Ahok: Ahok dipenjara karena menista agama atau karena kejujurannya dalam berpolitik?

Satu perkataan Ahok telah menjadi pil pahit bagi jutaan umat yang menamai atau melabelin dirinya sebagai sebuah golongan yang membela Tuhan dan melabelin Ahok sebagai sang penista Tuhan. Tuntutan untuk menghukum Ahok atas perbuatannya pun dilakukan dengan demo (yang katanya demo damai) secara besar-besaran dan berjilid-jilid pada tanggal-tanggal cantik. Suara rakyat suara Tuhan demikianlah kata beberapa orang (tapi lupa kalau dulu pernah ingin menghilangkan PEMILU yang melibatkan rakyat dalam memilih pemimpin - ya namanya juga politik ). Untuk menenangkan rakyat, Pemerintah menggiring kita untuk mempercayai pihak penegak hukum dalam menyelesaikan kasus ini tapi kemudian banyak yang menyindir kalau Ahok kebal hukum, Dia dilindungi oleh elit politik sehingga dalam banyak kasus ahok selalu lolos (tukang nyinyir ini senang sekali membangun opini sendiri tanpa fakta dan menamai dirinya pembela kebenaran). Banyak opini-opini yang dibangun dalam masyarakat yang kemudian menggiring tukang nyinyir menyalahkan Ahok atas semua ketegangan yang terjadi, bahkan dalam hubungan persahabatan yang rusakpun Ahok lah segala penyebabnya, sungguh aneh tapi nyata.
Setelah melewati proses hukum yang panjang dan melelahkan bagi Ahok dan Semua orang yang fokus memikirkan nasib Ahok (banyak sekali yang memikirkan nasib pak Ahok) akhirnya JPU melabelin Ahok sebagai penista golongan. Tukang nyinyir tidak puas dan terus membangun opini untuk membuat semua orang gelisa dan bimbang. Majelis hakim pasti sangat bimbang dalam menentukan nasib Ahok, golongan atau Agama? Damai atau bentrok? Siap atau tidak siap? Dan ternyata majelis hakim berfikir bahwa bangsa ini belum sanggup menerima resiko  besar melawan elit politik yang siap melancarkan misi besarnya (walaupun kedua pilihan yang ada punya resikonya masing-masing).Oleh Majelis Hakim Ahok dilabelin sebagai penista Agama (walaupun ini belum resmi karena pengajuan banding), tukang nyinyir sudah mulai berbahagia dan para politikus aneh mulai berpesta sambil melanjutkan kebiasaan ninyirnya melihat aksi solidaritas untuk ahok di seluruh penjuru negeri.
Vonis Ahok  mendorong orang-orang mempertontonkan karakteristik dirinya yang sesungguhnya. Sejak kasus ini dimulai, saya mulai menyadari satu hal yaitu tentang sikap hati seseorang dalam membangun hubungan persahabatan dengan orang yang berbeda agama dengannya dan fikiran terdalamnya tentang orang yang berbeda agama denganya. Tapi saya tidak akan membahasnya disini karena  itu hanya akan menjadi catatan pribadi bagi saya mengenai karakter orang-orang disekitar saya.
Saya secara pribadi lebih setuju dengan label Ahok sebagai penista golongan tertentu. Hanya golongan yang marahlah yang dinistakan Ahok. Kalau Ahok menistakan Agama Islam (Tuhan) maka tidak mungkin ada pihak ahli dari Agama Islam yang mau membela Ahok selama masa persidangan (sesederhana itulah logika saya sebagai kaum yang tidak menguasai ilmu hukum). Sekali lagi tukang nyinyir pasti menuduh pembelah Ahok yang dari Agama Islam sebagai orang...... (macam-macamlah tuduhan mereka, merasa diri paling paham agamanya), kalau orang yang seiman dengannya saja dituduh macam -macam maka tidak heran kalau pak Ahok yang beda darinya dinistakan (walaupun mereka harusnya malu, orang yang dituduh menistakan Tuhan malahan menunjukkan keyakinannya akan kuasa Tuhan saat kalah pilkada dan menenangkan pendukungnya dengan berkata "Tuhan yang punya kekuasaan, Tuhan yang memberi Tuhan yang mengambil). tidak nyinyir seperti  Bapak yang sudah memenangkan jagoannya tapi tetap saja menfitna (gimana jadinya kalau jagoannya kalah ya).
Ahok telah membukakan tabir kelaliman yang selama ini terjadi di dunia perpolitikan. Adanya aksi seribu lilin di berbagai tempat menunjukkan bahwa orang jujur dinegeri ini masihlah dihargai. Kalau ada yang nyinyir kemana saja saat Dahlan Iskan, Antasari Azhar, dll mengalami kasus yang sama maka kepadamu harus kukatakan "kamu kenapa kamu sampai saat ini belum bangun-bangun juga kalau sebenarnya sudah sadar bahwa hukum bisa saja dipermainkan untuk menyingkirkan orang jujur" 
Tetap semangat pak Ahok karena segalah pengorbananmu telah membangkitkan iman dan semangat kami. Semua jerih lelahmu diperhitungkan oleh Tuhan walau tidak bagi golongan yang engkau nistakan (aku terkadang mulai-mulai suka nyinyir jg ahhhh kebanyakan baca komen nyinyir ini).

Comments

Popular posts from this blog

Sejarah Lahirnya dan arti kata “Kristen”

A Philosophy of Second Language Acquisition (MARYSIA JOHNSON)

PRONOUNS OF POWER AND SOLIDARITY