Refleksi di akhir Bulan Juni
Aku belajar banyak tentang kehidupan yang sesungguhnya saat aku mengesampingkan diriku sendiri, segala hal tentangku kutinggalkan.
Aku mulai menemukan diriku menjadi orang yang berbeda.
Awalnya aku benci dengan situsi dimana aku merasa tak bisa menjadi diriku sendiri, dimana aku tak bisa dengan bebas mengatakan apapun yang aku fikir pantas untuk kukatakan. Aku merasa menjadi orang yang mulai belajar berpura-pura.
Terlalu sering aku merasa kompromi dengan standar yang aku pegang.
Semuanya menjadi berat dan seperti sebuah tekanan bagi batinku.
Aku mulai bimbang dan ragu akan banyak hal.
Semua komentar yang buruk mulai kufikirkan, padahal sebelumnya aku mengabaikannya saja atau menjauh dari orang yang tidak sejalan dengan fikiranku.
Kujalani hari-hari yang menurutku berat.
Setelah semua yang terjadi, aku mulai melihat hal-hal baik menghampiriku. Semua yang kufikir buruk ternyata berguna untuk menyadarkan aku tentang sisi lain dari kehidupan yang harus kusaksikan, kualami, dan kumengerti untuk melihat karya Tuhan yang sempurna dalam perjalanan hidup ini.
Aku tak menyesal dengan semua waktu yang awalnya telah kuanggap terlewatkan percuma tapi ternyata merupkan waktu terbaik untuk mempersiapkanku menjadi pribadi yang lebih baik dalam berfikir dan merasa.
Terima kasih untuk keadaan yang memaksaku untuk bertahan sekalipun aku sangat ingin lari.
Aku tahu kalau aku memang bagus dalam menemukan sebuah harapan baik sekalipun dalam keadaan yang tak baik.
Aku memang tipe orang yang sangat gigih dalam menjadikan harapan menjadi kenyataan.
Dalam pencarian kadang harus merasa terhilang, salah arah, kesakitan, dan bimbang. Harapan akan sesuatu yang baik dari semuanya adalah kunci untuk terus maju, tak berbelok ke samping atau berbalik.
Comments
Post a Comment