Chapter 1. Tanah rantau: Perkenalan di hotel

Pachy membuka jendela kamar hotel dengan senyuman gembira.
"Selamat pagi dunia"
Dia melayangkan pandangannya ke sekitar.
"Matahari disini tampak berbeda dari mentari ditempatku" gumannya
"Bukannya mentari pagi akan selalu sama ya" balas Yuri yang masih malas-malasan di tempat tidur.
"Oh jelas berbeda" Pachy atau sering disapa Achy menimpali.
"Di tempatku, saat buka jendela kamar, matahari akan tampak bulat sempurna dengan cahaya putih dan jingga mengitarinya. Ah aku baru sehari saja meninggalkan rumah tapi rasanya telah se-abad". Achy masih berdiri di jendela dan tatapannya melayang ke gedung gedung tinggi yang tak ditemui di kota kecilnya.
"Pertama kali pergi dari rumah?
"Aku beberapa kali ikut kegiatan camping yang letaknya tak jauh dari kampung, dan paling hanya untuk 2 atau 3 hari".
"Merantau untuk pertama kalinya!"
"Ya dan langsung yang jauh, ribuan kilometer"
"Pertama naik pesawat"
"Ahaha jadi malu, diusia 1/4 abad baru berani pergi jauh dari orang tua"
"Keputusan yang cukup berani"
"Ya, sudah saatnya. Oh ya, Yuri sudah pernah merantau sebelumnya?"
" Sejak tamat SMA, aku sudah putuskan untuk kuliah di Pulau Jisbern.
" Usia 18 tahun!, bagi ibuku, itu masih terlalu dini, padahal aku yakin itu hanya karena tidak ada yang akan membantunya bekerja di rumah dan ladangnya".
"Oh ya ku dengar Astings adalah kota yang sangat indah, sangking indahnya mereka yang pernah kesana akan berpesan untuk berkunjung setidaknya sekali sebelum meninggalkan dunia ini"
"Sejak kecil aku melihat mobil pariwisata menghiasi jalan-jalan perkampungan"
"Kapan-kapanlah kalau Achy pulang kampung aku bisa ikut"
"Uhh aku akan sangat bahagia. Nanti kita bisa gantian berkunjung ke tanah kelahiran. Kudengar Woodland kota industri. Aku bayangkan kotanya adalah kota yang maju setelah kota Beningdin.
"Untuk kategori maju, mungkin iya, namun tidak semaju kota besar. Tidak seberkembang kota-kota di pulau Jisbern.
"Aku belum pernah ke Benigdin ataupun kota besar lainnya, tapi aku berharap setelah bisa menghasilkan uang sendiri, aku rasa aku harus berkunjung"
"Oh ya hari ini kita sepertinya belanja dulu ya untuk keperluan sehari-hari, setidaknya untuk 1 minggu. Kudengar kota yang kita akan tujuh adalah kota yang terkenal dengan barang mahal dan belum tentu barang yang kita butuhkan ada disana"
"Tidak kok, aku sudah cari tahu lokasi rumah dinas kita dekat dengan pusat belanja"
"Kalau gitu, sambil menunggu bis yang jadwalnya jam 7 malam, kita ngapain dulu baiknya?"
"Uhmmm, baiknya kita keliliing keliling kota dulu kali ya"
"Alright, aku duluan mandi. Oh ya mamaku berpesan untuk belanja dulu di kota ini, jadi habis sarapan aku akan berkunjung ke pusat belanja depan hotel ini, aku tidak akan lama. Mamaku sudah kasih daftar belanjaan, aku tinggal beli saja."
"Nanti aku temanin, sekalian window shopping. Oh hampir lupa, aku juga harus beli headset".
Dalam hati, Achy senang mendapati bahwa teman yang saat ini sekamar dengannya memang secara nature baik, setidaknya untuk saat ini itu yang dia bisa fikirkan tentang teman barunya. Di kampung Achy memang terkenal sebagai sosok yang ramah dan suka bersosialisasi kepada semua orang namun dia tidak berfikir bahwa dia akan bisa langsung seakrab ini dengan orang baru yang sepertinya orang kota. Dibenak Achy, orang kota apalagi dari kota besar dan sekolah di kampus ternama tak akan mudah untuk berbincang dengan orang kampung sepertinya. Tapi aku kan juga sekolah di kota ya, dan kampus aku salah satu kampus terbaik di pulau kami. Tidak seharusnya aku inferior seperti ini. Achy melangkah dengan hati bahagia menuju pintu kamar mandi.

****







Comments

Popular posts from this blog

Sejarah Lahirnya dan arti kata “Kristen”

PRONOUNS OF POWER AND SOLIDARITY

Apa saranmu bagi anak baru masuk dunia kerja?