Posts

Showing posts from November, 2024

Pantaskah aku marah, sedih atau bahagia sembarangan?

Tidak bisa mengamuk langsung depan orang, memilih menahan diri, tapi akan tersimpan dan setiap saat bisa teringat kembali. Marah dan kecewa, memilih tidak percaya lagi sama orang tersebut dalam waktu tertentu sampai benar benar lupa dan memberi maaf. Lamanya waktu untuk memaafkan seutuhnya berdasarkan level kekesalan yang ditimbulkan dihati dan dampak yang ditimbulkan bagi kehidupanku yang fana ini. Tapi pada dasarnya sering memberi maaf karna aku tahu ku juga tidak sempurna. Ada  juga momen dimana ku mengecewakan orang lain dan tentunya ku berharap banyak orang tersebut akan melupakan kesalahanku, tak menyimpan kesalahanku dalam waktu lama. Merelease kemarahan biasanya kulakukan dengan menulis. Aku merasa bebas mengekspresikan semua kekesalan di hati diatas kertas (dahulu) tapi sekarang di note samsung. Hati menjadi lega ketika selesai curhat. Ada 2 tempat favorit bercerita: Doa dan tulisan. Aku merasa rahasia hatiku aman disana. Tidak akan menjadi isu yang balik menyerangku sepe...

Mengapa harus menikah

Beberapa hari ini otakku selalu kefikiran dengan sebuah statement atau komentar umum di tengah masyarakat konservatif ketika melihat seseorang berumur 25 tahun keatas dan belum menikah " tidak ada gunanya kerja keras cari uang jika tidak ada anak dan istri yang dia hidupi". Kalimat tersebut biasanya dituturkan kepada kaum lelaki berhubung tugas untuk mencari nafkah dibebankan pada suami atau bapak dalam keluarga. Sebagai seorang perempuan dari keluarga yang sangat konservatif, tidak menikah diusia 37 tahun adalah hal yang tak biasa bahkan bisa dibilang aib keluarga sehingga saya akan senantiasa ditegur dengan kalimat diatas dan ditambah dengan embel-embel bahwa kesuksesan seseorang itu tidak ditentukan dengan harta, kekayaan, dan pendidikan, itulah sebabnya pertanyaan pertama saat bertemu orang lain adalah "sudah berapa anakmu?". Saya mulai bertanya dalam hati, mengapa dulu saya sangat fokus dengan belajar dan bersekolah? Sebagai seorang perempuan yang terbiasa den...

Ujian Nasional (UN): benarkah mengembalikan UN dapat meningkatkan prestasi siswa-siswi di sekolah?

Akhir-akhir ini, ramai perbincangan tentang mengembalikan UN di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk mengukur standar kelulusan siswa. Mereka yang mengajukan ide ini mengambil kesempatan di momen pergantian menteri Nadim yang telah menghapuskan UN pada tahun 2021 sebagai respon terhadap mewabahnya pandemi Covid beserta dicanangkannya kurikulum Merdeka. Untuk menyikapi ini, saya ingin melihat alasan dibalik penghapusan UN oleh mentri sebelumnya dengan pengembalian UN dimasa yang akan datang. Dilansir dari detikedu 15 Juli 2021, peniadaan UN bukan hanya sebagai respon terhadap pandemi Covid namun untuk menghindari adanya unsur ketidak adilan dalam pelaksanaan UN. Nadim saat itu mengatakan secara tersirat bahwa ada kecenderungan diskriminatif terhadap siswa dari kalangan kurang mampu dalam UN. Mereka (siswa kurang mampu) hanya mengandalkan dukungan dan fasilitas minim yang disiapkan oleh sekolah sementara teman yang lainnya dapat mengikuti kelas persiapan khusus seperti bimbel. Peng...