2025 bercerita: Tuhan tersenyum

Kebahagian dan kesedihan di 2025 benar benar sangat sangat memberikan pelajaran berharga...
Mengambil sebuah keputusan besar di awal tahun dengan berangkat ke negeri yang tak pernah kudatangai, sendirian dan dalam keadaan sakit
Mengambil topik penelitian yang spertinya terlihat mudah tapi sangat menantang diri sendiri
Memutuskan tinggal di tempat yang terbilang lumayan menguras rekening LA dari beasiswa dan tinggal dengan teman teman dari negara lain
Saat selesai dengan semua tantangan yang ada hidup mulai terasa menenangkan tetiba harus menerima kabar kalau orang yang selama ini menjadi pahlawanku menggapai mimpiku sakit parah dan harus mikir antara pulang kampung atau tidak, saat masih dalam kebimbangan, Tuhan memanggilnya
Beberapa bulan harus hidup dalam penyesalan tapi tetap harus berjuang menghibur diri
Empat bulan terakhir telah terlewati dengan sekuat tenaga bertahan
Melewati hari dengan mencari therapy yang pas
Menonton film, olahraga, makan makanan apapun yang diinginkan hati walaupun harus menguras tabungan, menenggalamkan diri dalam bacaan dan tulisan untuk rancangan penelitian, karokean sendiri dalam kamar, dan terkadang mengoceh dengan tidak jelas.
Memuji Tuhan dalam suka dan duka namun aku masih manusia yang kadang kadang protes dan marah padaNya
Aku tahu Dia hanya tertawa dan tersenyum melihatku
Dalam kekalutan aku meraskan kehangatan kasihNya dan kehadiranNya benar benar nyata
Aku mulai benar benar tidak take for granted teman teman yang Tuhan hadirkan
Saat sangat sedih sekali aku menulis perasaanku dan membiarkan air mata jatuh tanpa sadar berselancar dari kelopak mataku
Terisak dan terasa menenangkan
Saat kubaca baca kembali tulisanku, aku kadang menertawai sendiri isi kepalakuuu

Comments

Popular posts from this blog

PRONOUNS OF POWER AND SOLIDARITY

A Philosophy of Second Language Acquisition (MARYSIA JOHNSON)

LANGUAGE AND DIALECT