Jesus and Muhammad


Karena semalam tidak bisa tidur, aku browsing berbagai bacaan di internet. Sepertinya, hampir semua jenis bacaan ku baca yang penting menarik bagiku. 
Berikut ini salah satu artikel yang aku baca yang menurut aku sangat penting untuk dibaca khusus kaum umat Kristen. Artikel ini merupakan ulasan  sebuah buku yang di karang oleh Mark A. Gabriel PhD dengan judul "Jesus and Muhammad". Buku ini ditulis berdasarkan pengalamanya dalam mendalami ajaran agama Islam dan Kristen.  Bagian yang saya post disini hanyalah bagian lampiranya. Jika tertarik untuk membacanya secara lengkap silakan kuncungi laman webnya: https://febrina.wordpress.com/yesus-dan-muhammad/ atau cari buku aslinya sekalian yha

Bagian berikut merupakan sumber Informasi tentang Yesus dan Muhammad..... Silakan dibaca... Dibaca dengan tenang yha... Semoga dapat memberkati pembaca. Selamat membaca!! Semoga bermanfaan

Apakah Anda pernah berbicara dengan seorang teman yang mulai memberitahu Anda sesuatu tapi anda tidak tahu apa yang sedang ia bicarakan? Anda memahami setiap kata yang ia gunakan, tetapi teman anda telah lupa untuk mengatakan pada anda topik percakapannya.

Banyak pembaca barat yang mencoba untuk membaca Quran atau hadist mengalami pengalaman yang sama. Mereka dapat membaca terjemahan dari Qur’an dalam bahasa mereka sendiri, tetapi mereka butuh informasi lebih untuk mengerti arti kata.


Bab ini juga akan membahas isu utama bagi Muslim dan Kristen seperti : apakah Injil dapat di percaya? Muslim percaya bahwa orang-orang Yahudi dan Kristen telah mengubah Kitab Suci, mengubah atau mengeluarkan beberapa bagian (lihat Surah 5:12-15); kita akan lihat apakah ada bukti yang mendukung pernyataan ini.

Tulisan ini akan membantu anda memahami apa yang anda baca, tetapi juga membantu anda untuk mengarti akan apa yang dikatakan orang lain mengenai Islam dan Kekristenan.

SUMBER INFORMASI TENTANG MUHAMMAD

Informasi tentang Muhammad berasal dari empat sumber utama :

Qur’an;
hadist yang sahih;
biografi dari Muhammad;
Sejerah Islam.
Mari melihat pedoman untuk memahami sumber-sumber ini.

QUR’AN

Dasar iman Islam adalah Quran, buku yang sedikit lebih pendek dari Perjanjian Baru umat Kristen. Muhammad mendikte Al Qur’an pada pengikutnya, berdasarkan ayat-ayat yang dia terima dari malaikat Jibril, Muhammad mengatakan bahwa Jibril membawa ayat-ayat langsung dari Allah.

Dengan demikian, bahasa Qur’an didasarkan pada gagasan Allah berbicara kepada Muhammad. Itulah mengapa banyak ayat-ayat mulai dengan kalimat : ‘katakanlah, Hai Muhammad …’. Struktur Qur’an adalah Allah berbicara kepada Muhammad untuk berkata apa. Banyak ayat-ayat dimulai dengan kata ‘Ingatlah’, dalam hal ini Allah memberitahu Muhammad untuk mengingat sesuatu.

Saat anda membaca keterangan orang pertama itu merujuk kepada Allah. Kadang-kadang Anda akan melihat kata ‘Kami’, ini juga merujuk kepada Allah. Plural yang digunakan untuk menampilkan kebesaran Allah, tidak untuk mengajarkan terdapat lebih dari satu Tuhan Yang Maha Kuasa.

Mengenai informasi tentang kehidupan Muhammad, Qur’an adalah sumber terbaik, karena Muhammad memiliki kendali mutlak yang tercatat sebagai wahyu Quran. Hanya ia yang dapat menyatakan kata- kata datang dari Allah dan disertakan dalam Al Qur’an.

Muhammad menerima ayat-ayat dari malaikat Jibril dalam jangka waktu dua puluh tiga tahun. Banyak dari ayat-ayat ini adalah jawaban untuk peristiwa sejarah, seperti peperangan atau pertanyaan tentang perilaku masyarakat Islam. Qur’an mungkin membingungkan, kecuali anda memiliki pengetahuan yang baik dari latar belakang peristiwanya. Beberapa salinan dari Qur’an akan memberikan informasi mengenai konteks bagian tertentu. Muslim juga bergantung pada komentari Qur’an sebagai pedoman bagi mereka dalam hal ini.

Sebuah komentari (dalam bahasa Inggris) yang dengan mudah anda dapatkan adalah The Meaning of the Quran oleh Syed Maududi. Dalam buku ini saya memberi anda mengikuti konteks sejarah yang berkaitan dengan kutipan yang saya gunakan dari Quran.

Pertanyaan tentang bahasa Muslim Tradisional percaya Qur’an hanya dapat dipahami dalam bahasa aslinya, Arab klasik. Saat saya masih kecil, paman saya bekerja keras untuk mengajarkan saya Bahasa Arab klasik. Tanpa pelatihan khusus, seorang pembicara bahasa Arab modern, tidak dapat memahami Bahasa Arab klasik, yang tidak hanya tertulis pada Qur’an tapi juga hadist dan literatur kuno lainnya. Untuk memahami teks ini. Untuk memahami teks ini banyak Muslim mengandalkan komentari dan apa yang diajarkan di mesjid atau di media Islami.

Muslim yang dapat membaca Bahasa Arab klasik sangat enggan untuk menerjemahkan teks ke dalam bahasa lain, karena tradisi Islam mengatakan bahwa bahasa Arab klasik adalah bahasa dari langit. Oleh karena itu, terjemahan dari Qur’an dan hadist dalam bahasa lain yang sering dilakukan oleh orang yang bukan penutur asli Arab. Terjemahan mereka menyampaikan gagasan teks, tetapi kadang-kadang pengertian mereka dari Bahasa Arab tidak jelas, sehingga kadang-kadang pilihan kata-kata bahasa Inggris mereka tidak jelas

Ketika saya melakukan penelitian, saya membaca sumber dalam bahasa Arab asli, setelah menemukan informasi dalam buku bahasa Arab, saya selalu merujuk kepada terjemahan bahasa Inggris. Sebagian besar dari terjemahan ini cukup jelas, tapi kadang-kadang saya gunakan untuk terjemahan sendiri agar lebih jelas. Informasi tentang refrensi bibliografi bahasa Arab dan bahasa Inggris ada di bagian belakang buku ini .

HADIST

Banyak orang Barat berpendidikan tidak mengetahui ‘hadist’, sumber kedua literatur yang paling penting dari teologi Islam.

Daripada memberikan definisi ilmiah tentang hadist, saya ingin memulai dengan menceritakan bagaimana mereka diciptakan.

Izinkan saya memberikan anda kutipan cerita dari kehidupan Muhammad. Dia berada di rumahnya di Madinah dengan salah satu hambanya (Abu Haraira), ketika seorang pria dibawa menghadapnya yang telah melanggar hukum Islam karena minum anggur. Muhammad memerintahkan Muslim untuk memukulnya sebagai hukuman. Hamba itu mengamati adegan ini dan menyimpannya ke ingatannya. Selanjutnya ketika situasi yang sama terjadi, hamba itu berkata kepada orang : ‘Saya mendengar Nabi berkata ini dan ini dalam situasi ini …’ 1.

Setelah kematian Muhammad, informasi tentang kehidupannya dan ajarannya menjadi sangat berharga. Hamba ini mulai khawatir bahwa jika ia sakit dan mati, sejarah ini akan hilang, sehingga ia meminta beberapa orang terpelajar untuk menulisnya ke perkamen. Perkamen ini akan menjadi berharga dan diturunkan dengan hati-hati dari generasi ke generasi.

Cerita ini adalah sebuah contoh dari hadist. Istilah hadist berarti ‘sebuah cerita dari sesuatu yang telah dilakukan atau diajarkan Muhammad’ anda dapat mengutip sebuah hadist atau koleksi hadist

Hamba dalam cerita diatas adalah contoh dari narator/perawi dalam hadist, dan hampir setiap hadist memiliki narator, yang menyampaikan cerita itu pertama kali. Hamba ini (Abu Haraira) telah menceritakan ribuan hadist, hamba lain dari Muhammad, teman dekatnya, istri-istrinya (terutama Aisyah) juga mengkisahkan banyak hadist. Saat saya memasukan sebuah sumber dari hadist, saya terkadang memasukan nama yang berbicara karena menyediakan informasi yang baik akan kehandalan hadist tersebut.

Sekarang mari Kita lihat bagaimana hadist dikumpulkan dan disimpan sampai hari ini. Dua ratus tahun setelah kematian Muhammad, masyarakat Islam telah mengembangakn tradisi budaya yang kaya, akademisi dari berbagai bidang memperalajari hadist yang ada. Guru agama mulai melihat keperluan untuk mengumpulkan hadist dari berbagai tempat dan menempatkannya bersama. Jadi mereka berpergian dan berbicara dengan kerabat dan orang-orang keturunan langsung yang pernah berhubungan langsung dengan Muhammad. Orang-orang ini memberikan laporan Hadits yang telah disimpan diatas kertas yang diturunkan secara lisan. Kedua editor hadist yang paling dihormati adalah : Al Bukhari (194-256 H) dan Muslim (202-261 H), yang mengkumpulkan hadist selama periode yang sama.

AL Bukhari dan Muslim tidak menerima semua cerita dari orang yang bercerita kepada mereka tentang Muhammad. Pertama-tama mereka melihat sumber asli dari cerita itu, atau naratornya, mencaritahu apakah orang ini memiliki sumber terpercaya untuk Hadist yang dapat diandalkan. Mereka juga membandingkan dengan cerita lain yang bersangkutan dengan cerita tentang Muhammad, untuk melihat jika mereka konsisten dengan satu sama lain. Hanya dengan cara itu maka hadist akan ditambahkan ke koleksi.

Bukhari, memilih 9.082 hadist Untuk koleksinya, tetapi jumlah ini termasuk cerita yang sama terjadi berulang-ulang beberapa kali. Jika kita tidak menghitung pengulangan, maka didapat sekitar 2.602 berbagai cerita tentang kehidupan Muhammad. Muslim memiliki koleksi berisi sekitar 4.000 hadist, termasuk pengulangan 2. Apakah Dalam hadist ada cerita yang tidak akurat ? Ya, tentu saja. Bahkan cendekiawan Muslim menyadari bahwa proses ini tidak dapat sempurna. Ratusan tahun yang lalu, cendekiawan mulai menilai kehandalan dari berbagai koleksi dalam hadist, mereka memilih enam koleksi, yang dianggap paling terpercaya dan dikenal sebagai ‘buku benar’ dari hadist (Sahih). Yang paling dihargai adalah Sahih al-Bukhari, diikuti oleh Sahih Muslim.

Pada masa modern, bahkan Hadits-hadist sahih tetap diamati. Ada ‘ilmu hadist‘ kompleks yang menilai setiap cerita berdasarkan reliabilitas. Sarjana Muslim yang paling terkenal dalam ilmu hadist adalah dari al-Elbani, yang telah membagi enam ‘buku benar’ hadist ke dalam dua kelompok : satu digambarkan sebagai ‘lemah’ dan lainnya yang disebut ‘benar’.

Untuk orang barat, hal ini tampaknya seperti sebuah diskusi akademik, tetapi jika Anda bekerja di Timur Tengah sebagai imam atau sebagai pengajar, Anda perlu informasi untuk kehidupan sehari-hari. Sebagai seorang imam, saya ingat ketika seorang pria melihat cara saya wudhu sebelum sholat dan bertanya tentang cara saya membersihkan rambut.saya ‘Mengapa anda mencuci seperti itu?‘ dia bertanya. ‘hadith dari Muwatta mengatakan untuk melakukan cara yang berbeda’ saya menjawabnya : ‘Ya, saya tahu apa yang di katakan Muwatta, tetapi Bukhari mengatakan cara seperti ini, dan Bukhari lebih tepat dari pada Muwatta.’

Apakah perbedaan antara Quran dan hadist?

Jika kita ingin mendapatkan informasi tentang Muhammad, kita harus mengenali perbedaan mendasar antara Quran dan hadist: Muhammad terlibat sepenuhnya dalam apa yang telah dimasukan ke dalam Quran. Bertolak belakang, Muhammad tidak Mengawasi secara langsung apa yang tertulis dalam hadist. Terkadang orang hanya memperhatikannya, lalu melaporkan apa yang mereka lihat. Kadang Muhammad bercerita pada orang-orang dan mereka mengulanginya. Tetapi Muhammad tidak dapat mengatur tentang ketepatanya .

Pebedaan ini menjadi bersangkutan ketika anda mempertimbangkan suatu persoalan seperti mukjizat. Quran mengatakan bahwa Muhammad adalah seorang manusia yang tidak melakukan tanda–tanda sebagai bukti bahwa ia adalah nabi Allah. Namun hadist menuliskan bermacam–macam cerita tentang Muhammad melakukan mukjizat. (lihat bab 12 ‘penyembuhan dan mujizat’ ) Bagaimana cara kita memandang kontrasisi ini ? Karena Quran datang langsung melalui mulut Muhammad, kita harus mempertimbangkan Quran memuat infromasi yang paling terpercaya sebagai indikasi dari apa yang telah Muhammad lakukan. Oleh karena itu, sarjana Islam cenderung mengatakan banyak mukjizat di hadist dibuat oleh pengikut Muhammad .

INFORMASI LAIN TENTANG MUHAMMAD

Sebagai tambahan dari hadist, sarjana Islam juga mempercayai dua buku lainnya – buku biografi tentang Muhammad dan sejarah Islam. Saya telah menggunakan dua sumber ini di buku yang sedang anda baca.

Yang paling populer dan paling terpercaya tentang biografi Muhammad, ditulis oleh Ibnu Ishaq (83 – 132 H.). Ia menulis sekitar tujuh puluh tahun sebelum Bukhari dan Muslim, tetapi dianggap kurang dapat diandalkan. Bagaimanapun, biografi yang ia tulis berdasarkan atas hadist yang sama yang telah di kumpulkan oleh Bukhari dan Muslim tujuh puluh tahun setelahnya. Pekerjaan Ibnu Ishaq telah diperbaiki dan dipopulerkan sekitar tujuh puluh tahun kemudian oleh Ibnu Hisyam. Salinan yang saya punya dalam bahasa Arab diterbitkan dalam tiga volume dengan total 1.020 halaman. Ironisnya, kakek dari Ibnu Ishaq adalah Kristen Irak dipaksa ke Islam oleh Kalifah pertama setelah Muhammad meninggal.

Saya juga menggunakan informasi dari salah satu buku sejarah Islam yang terpercaya, The Beginning and the End ditulis oleh Ibnu Kathir (700-774 H.). Ibnu Kathir menghasilkan karya besar yang mendeskripsikan tentang sejarah tersebut dari sudut pandang Islam, berawal dari penciptaan dan berakhir sebelum sang penulis meninggal di tahun 774 H. Saya telah membaca buku ini lebih dari sekali karena merupakan buku yang kami pelajari secara rinci di Al-Azhar. Sembilan volume dari buku ini tidak terbit dalam bahasa Inggris.

Meskipun buku-buku tersebut tidak memiliki tingkat kepercayaan yang sama seperti hadist sahih, Namun, mereka berguna dalam memberikan informasi tentang Muhammad.

Sekarang kita perhatikan sebuah tantangan utama dari kaum muslim terhadap Alkitab.

APAKAH ALKITAB TELAH DIRUBAH?

Muhammad mengajarkan bahwa orang Kristen dan Yahudi yang telah mengubah Alkitab. Dengan kata lain, dia mengatakan bahwa Alkitab adalah tepat ketika disusun pertama kali, tetapi kemudian orang Kristen dan Yahudi telah mengubahnya untuk mencapai tujuan mereka.

Berkenaan dengan orang-orang Yahudi, Quran mengatakan :

(bani Israel) Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya

Surah 5:13

Berkenaan dengan orang Kristen, Quran mengatakan :

‘Dan di antara orang-orang yang mengatakan : ‘Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani’, .. tetapi mereka (sengaja) melupakan sebahagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya…’

Sura 5:14, rujuk. Lihat juga ayat 15

Muhammad mengatakan bahwa jika Kitab Suci tidak diubah, masih akan berisi nubuatan tentang kedatangannya.

Apakah Muhammad menjelaskan kapan dan bagaimana Kitab Suci telah diubah atau siapa yang telah melakukannya? Tidak! Apakah dia memberikan beberapa bukti perubahan ini dengan memberikan salinan kitab suci yang belum di ubah? Tidak!

Arkeologi menemukan dari abad terakhir yang menyatakan Muhammad salah. Ada dua buku Kristen popular yang ada sekarang, yang menggambarkan bagaimana Perjanjian Baru telah dipelihara secara tepat. Bukunya berjudul The Case for Christ dari Lee Strobel (Harper Collins / Zondervan) khususnya Bab 3, dan Jesus: The Great Debate oleh Grant R. Jeffrey (Word). Mari perhatikan bukti mereka mengenai keterpercayaan Injil.

Bila Anda ingin memeriksa kelayakan dokumen kuno, anda akan mencari tiga hal ini :

jarak waktu antara yang asli dan salinan tertua yang di ketahui
jumlah salinan dari sumber kuno yang ditemukan;
Konsistensi antara salinan lama dan salinan modern.
Poin 1 :

Usia naskah tertua Bukti sejarah kemapanan Perjanjian Baru mengecilkan jumlah bukti dari naskah kuno lainnya.

Fragmen tertua dari Perjanjian Baru adalah lima ayat-ayat dari Injil Yohanes ditemukan dalam fragmen papirus dari Mesir. Berdasarkan gaya menulis, fragmen diduga ditulis di antara 100 dan 150 M., yakni hanya oleh lima belas hingga enam puluh lima tahun setelah waktu di mana dipercayai bahw Injil Yohanes telah ditulis.

Ini adalah bukti yang kuat, terutama bila dibandingkan dengan bukti yang tersedia untuk naskah lain dari masa itu. sebagai contoh, fragmen tertua dari dokumen sejarah Tacitus, yang ditulis sekitar 116M naskah tertuanya berasal dari 850 M.

Yang paling signifikan dari penemuan teks Perjanjian Baru terdiri dari beberapa papyri berasal dari 300 M., yang berisi bagian dari empat Injil dan Kisah Para Rasul, dan beberapa papyrus berasal dari 200 M. yang berisi dari surat-surat Paulus dan surat kepada orang Ibrani. Penemuan penting lainnya adalah salinan lengkap Perjanjian Baru (Codex Sinaiticus) berasal dari 350M.

Poin 2 :

Kuantittas Naskah Terdapat total 5644 naskah bagian dari Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani, bahasa aslinya. Sebagai tambahan ada 19.000 salinan tersedia dalam bahasa lain seperti Latin, Ethiopia, Slavik dan Armenia.

Dibandingkan dengan jumlah salinan naskah kuno lainnya, angka ini sangat besar. Setelah Perjanjian Baru, naskah yang terbesar dengan jumlah salinan terpercaya adalah dari Iliad Homer, yang hanya memiliki 650 naskah Yunani bertahan sampai hari ini.

Poin 3 :

Konsistensi di antara berbagai naskah Apakah ada perbedaan antara berbagai naskah perjanjian Baru ? Selain dari beberapa kesalahan kecil saat menyalin, jawabannya adalah ‘Tidak!’ Tidak ada doktrin Kristen sangat dipengaruhi oleh perbedaan kecil ini.
Hal ini memberikan bukti yang kuat bahwa Perjanjian baru di masa Muhammad dan yang digunakan sekarang adalah salinan terpercaya dari buku aslinya. Sekarang kita telah melihat bukti kemapanan salinan dari Perjanjian Baru, mari lihat bagaimana injil-injil yang tertulis.

SUMBER INFORMASI TENTANG YESUS

Untuk informasi tentang Yesus, saya berdasarkan empat Injil yang dalam Perjanjian Baru : Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Mirip dengan hadist, injil-injil adalah cerita dari apa yang telah dilakukan Yesus dan diajarkan, seperti yang dicatat oleh murid-murid-Nya.

Bukti baru menunjukkan bahwa Injil ditulis dalam waktu kurang dari enam puluh tahun setelah kematian Yesus, oleh penulis yang adalah saksi mata apa yang terjadi atau orang yang berhubungan dengan saksi mata.

Berikut ini adalah beberapa biografi singkat dari masing-masing dari penulis Injil 5.

Biografi Matius

Sebelum Yesus memanggilnya menjadi salah satu dari duabelas murid, Matius adalah pemungut cukai. Sebagai seorang Yahudi, Matius menulis Injil ini khusus untuk orang Yahudi, ia sering mengutip nubuatan Perjanjian lama terhadap Yesus. Ia menulis Injil ini antara 60 hingga 65 M, yang merupakan tigapuluh tahun setelah kematian Yesus. Kami dapat menduga Matius berusia sama seperti Yesus saat ia menjadi murid, yang artinya ia berusia sekitar enam puluhan saat ia menulis buku ini. Sejarah Gereja memberi kesan ia hidup hingga usia sembilah puluh tahun dan meninggal karena usia tua atau dibunuh dengan pedang.

Biografi Markus

Markus bukan merupakan salah satu dari dua belas murid, tetapi diyakini salah satu dari tujuh puluh murid-murid yang telah dikirim oleh Yesus untuk mengajar dan untuk menunjukkan tanda-tanda kepada orang-orang. Ia di sebutkan dalam buku Kisah Para Rasul sebagai Yohanes Markus. Ia mengambarkan kehidupan Yesus, menunjukan kepribadian-Nya melalui mukjizat dan pengajaran-Nya, Markus menulis Injil ini sementara ia berada diantara orang-orang Roma antara 55 dan 65 M. Dipercaya bahwa Injil-nya adalah Injil pertama yang ditulis. Markus meninggal sebagai seorang martir di Alexandria; ia diikat dengan tali pada kuda dan diseret melalui jalan-jalan sampai ia mati.

Biografi Lukas

Dalam banyak hal, Lukas adalah penulis unik dari injil. Ia adalah seorang dokter Yunani, satu-satunya ‘non-Yahudi’ yang menulis Injil. Ia juga satu-satunya penulis yang tidak bepergian dengan Yesus secara pribadi. Ia pendamping dari Rasul Paulus pada banyak perjalanan misi, dan ia mengetahui kisah Yesus melalui Paulus dan hubungannya dengan orang Kristen lainnya. Lukas menulis Injil dengan pembaca non-Yahudi di pikirannya. Tujuannya adalah untuk memberikan penjelasan rinci tentang kehidupan Yesus dan menghadirkan Yesus sebagai Juruselamat dan manusia sempurna. Sarjana Alkitab percaya bahwa lukas telah menulis buku ini sekitar 60 M., di Roma atau di Caesarea.

Biografi Yohanes

Yohanes sangat tua ketika dia menulis Injil ini, mungkin saat berusia delapan puluh tahun. Ditulis setelah penghancuran Yerusalem, antara 85 dan 90 M., merupakan Injil terakhir yang ditulis. Yohanes menulis dari sudut pandang teologis : tujuannya menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah yang menawarkan hidup kekal untuk orang-orang yang beriman. Setelah Injil ini ditulis, Yohanes dikirim untuk mati kelaparan di Pulau Patmos, tetapi kemudian di lepaskan dan meninggal secara wajar.

PERBEDAAN ANTARA INJIL-INJIL DAN HADIST

Anda mungkin memperhatikan bahwa terdapat banyak perbedaan tidak langsung antara hadist dan Injil. Mari lihat perbedaan ini dan melihat apakah mereka dapat mempengaruhi studi kita terhadap Yesus dan Muhammad.

Perbedaan pertama terletak pada usia buku. Hadist tidak secara formal dikumpulkan hingga dua ratus tahun setelah kematian Muhammad sementara tiga dari empat Injil yang ditulis oleh orang-orang yang telah berjalan dengan Yesus secara pribadi. Namun, walaupun hadist memiliki kesempatan lebih besar untuk kesalahan, saya berpikir secara keseluruhan gambaran tentang Muhammad masih akurat.

Perbedaan kedua terletak pada organisasi bahan. Hadis yang tidak disajikan dalam kronologis kehidupan Muhammad, anda harus mencari berbagai bagian dan potongan informasi untuk melengkapi gambaran besar. Karena format hadist, sangat sulit bagi seseorang tanpa pendidikan khusus dapat sepenuhnya mengerti. Berbeda dengan Injil-injil, dimulai dengan kelahiran Yesus berjalan hingga kematian dan kebangkitan-Nya, mudah dipahami dan tidak perlu tambahan informasi lainnya.

Perbedaan ketiga adalah jumlah informasi yang tidak setara. Ada sekitar setengah juta hadist dibandingkan dengan sembilan puluh bab dari Injil. Namun, meskipun kesaksian Injil singkat, menyajikan lengkap gambar dari kehidupan Yesus.

Sebagai penutup, meskipun ada perbedaan tak langsung antara hadist dan Injil, saya berpikir bahwa keduanya menyediakan informasi akurat.

Comments

Popular posts from this blog

Sejarah Lahirnya dan arti kata “Kristen”

A Philosophy of Second Language Acquisition (MARYSIA JOHNSON)

PRONOUNS OF POWER AND SOLIDARITY