Welcome to Auckland, New Zealand

Catatan proses adjustment aku, ada beberapa hal yang belajar untuk aku sukai selama 4 hari sampai di kota ini

Mengkonsumsi apa saja yang tersedia, tidak picky dalam hal makanan. Aku bahkan bisa dalam 3 hari pertama sampai, makan roti dengan madu, buah, telur, dan minum susu. Tidak ada gorengan, nasi dan makanan pedas adalah hal yang harus dinormalkan. Susu, rasa dan baunya benar benar bukan selera aku tapi tetap saja kuhabisin setidaknya segelas sehari. Sebagai pengkonsumsi setia madu, aku lihat itu benar benar beda dengan yang biasanya aku minum di Indonesia. Untuk tetap rutin, tiap pagi aku jadikannya sebagai selai di roti gandum aku, ya walau kadang kupaksain telan dengan bantuan air putih. Air putihnyapun harus ku biasakan minum air tab yang di hidungku masih kerasa baunya.

Hari ke empat aku makan siang di kafe dengan pesan nasi tapi juga hanya setengah kuhabiskan itupan aku paksaian sebagian dengan bantuan air putih, sayang saja kalau cuma makan sedikit sementara aku  harus spend 35 dollars yang hampir setara dengan 350 ribu rupiah untuk menu ini. Drink nya pun kayak gitu, sungguh sangat tidak enak dilidahku, seperti ada kandungan alkoholnya yang bikin agak pahit tapi kupaksain saja consume hinga setengah (gelasnya besar juga si).

Yang lebih menantang lainnya adalah aku tinggal di hostel dengan toilet pakai bersama dan lumayan jauh dari kamarku. Ketika butuh buang air, aku harus menenteng semua kebutuhan toilet seperti tissue, sabun dan bidet terisi air (pengganti timba air). Benar benar berasa ribet diawal. Untuk urusan cuci mencuci, aku butuh siapkan uang coin 4 dollars untuk cuci dan 4 dollars untuk pengering, jadi aku tak sebebas dulu untuk cuci baju sedikit sedikit dan gantung depan rumah.

Nah itu dulu tantangan untuk minggu pertama.

Comments

Popular posts from this blog

Sejarah Lahirnya dan arti kata “Kristen”

A Philosophy of Second Language Acquisition (MARYSIA JOHNSON)

PRONOUNS OF POWER AND SOLIDARITY