My note

Waktu kulia Qw menikmati hari2ku tpi kadang aku pengen berburu u slesai karna Qw fikir klo slezai, hbis sudah beban fikiran, Qw bisah menikmati hidup tanpa tumpukn tugas-tugas (sepertix tugas adalah beban yha padahal kata dosenku tugas adalah sebuah kendaraan, tpi kendaraan yg mereka kasih kadang g efektif dhee)
Waktu Qw kerja Qw mikir klo terxta berada di dunia kampuz lbih menyenangkan daripada dunia kerja (mungkin karena Qw g menikmatix kali yha)
And here i'm now, without task,without work only me and movie...
Qw menghabiskn waktuku dengan menonton semua jenis film produk Barat, klo sebelumx Qw teradiktif bget dengan musik, sekarang beralih ke film. Sangking kebanyakn menikmati film luar, akhirnya Qw jadi ga tertarik sama sekali saat nonton film lokal
Woww parah
Qw sebenarnya adalah tipe orang yang ga suka teradiktif sma sesuatu, saat Qw mulai teradiktif maka Qw berusaha melepazkn diri dari jeratanx. Qw sempat terjerat dlm kubangan musik, sepertix duniaku dipenuhi oleh musik, so Qw mulai menjaukan telingaku dari keindahan alunan dengan berpuasa musik (magsudnya adalah Qw g dengar musik smp batas waktu tertentu) tapi eh malah Qw dapat mainan lain, "menonton"
Sebenarnya Qw memank suka nonton tapi ga boleh sampai addiktif. Qw paling ga suka terlalu berlebihan menyukai sesuatu karna itu artinya Qw diperbudak oleh sesuatu, aku hanya ingin pada saat aku butuh saja dan bukan menjadi sesuatu yang penting
Menonton film2 berkualitas sebenarnya juga sama dengan sedang duduk di bangku kuliah untuk mendengarkan sang prof.  tapi saat Qw nonton film yang Qw bisah tebak endingx, itu artinya Qw sedang mendengar sebuah cerama yang sudah Qw dengar saat SD, bisah dinyatakan bahwa Qw lagi duduk maniz (pura2 manis padahal memank aslinya pengen benaran jadi anak maniz bukan karena kebanyakn makan gula) mendengar prof. Yang menguliai mahasiswax dengan materi anak SD.
Selama proses penyusunan skripsi dulu, Qw sering nonton tapi harus film ringan, seperti komedi gitu, tapi enta gimana Qw mala kebanyakn nonton film Korea, drama korea yang ber-episode. Karena nonton film ini,Qw akhirnya terjebak dengan fikiran kalo cinta sejati itu emank ada (seperti kisahnya sang vampir Edward Cullen and Bella Sapira saja, relah mengorban jiwa dan ragax demi hidup bersama), maklum film korea depictedx ttng perjuangan yang kayak gito, walau kadang gak masuk akal, harus diakui  fim itu memank kebanyakan mengandung kisah yang gak masuk akal karena fiktif belaka.
Walau kadang dikatakan kalo film itu based on true story, jangan ketipu, sebenarnya udah ada yang di manipulasi dengan tujuan aestetik, seperti thu kisahx Habibi N Ainun (katax Romeo n Juliet indonesian version) pasti thu adengan pacaran d Bajai (or becak? Qw g terlalu ingat) Habibix hampir nyium Ainun, Qw yakin itu pasti hasil fantasix sang sutradara
Kadang ada film yang kelihatan sederhana tapi Qw g bsa melewat sedektipun, setiap kisahx adlh penting seperti filmx Jack Richer (Qw g thu udah benar g yha penulisanx), salah satu film barat yang gak ada adengan ciuman atw yg berbau sex.
Qw lhat nhi yha di film barat, sepertix salah satu unsur pentingx adalah adax adengan cium atw ngesex. Kebanyakan Film barat dan juga Korea, Indonesiapun sudah mulai ikut2-An, mempromokan ke pasangan yang sedang dilaju "lope" kalo idealx orang yang pacaran itu haruzx ciuman (ciuman bibir lagi), yang punya pacar ayo ngaku pasti sudah kena kan dgn propoganda ini.

Comments

Popular posts from this blog

Sejarah Lahirnya dan arti kata “Kristen”

A Philosophy of Second Language Acquisition (MARYSIA JOHNSON)

PRONOUNS OF POWER AND SOLIDARITY