Gempa Cianjur, sekelompok orang paling pintar cabut label gereja di bantuan tenda
Gempa Cianjur adalah bencana alam besar di Indonesia dalam tahun ini. Bencana ini, menurut data, telah menewaskan 323 jiwa, dengan jumlah luka-luka 7.729 orang dan telah menyebabkan 100.330 orang harus tinggal di tempat pengungsian. Rumah tempat tinggal mereka mengalami kerusakan begitupun dengan fasilitas sekolah sehingga anak-anak tidak dapat bersekolah. Fasilitas umum lainnya seperti tempat ibadah, rumah sakit, gedung perkantoran juga mengalami kerusakan.
Dukungan untuk saudara-saudara yang menjadi korban bencana ini datang dari semua pihak, tanpa terkecuali, tanpa memandang suku, agama dan golongan. Semuanya ikut merasakan penderitaan yang dialamai oleh saudara-saudaranya di Cianjur.
Ditengah kesibukan para relawan bahu membahu dengan semua pihak yang ikut membantu para korban di lapangan, muncul sekumpulan orang ahli tafsir dari ormas tertentu menunjukkan kepintarannya menilai hati pemberi bantuan dengan mencabut label tenda pihak gereja yang ikut menyalurkan bantuan umatnya. Label tenda dikategorikan sebagai jalur menyebarkan agama.
Sangat disayangkan bahwa bupati dan polisi setempat mendukung aksi ini, kompak menilai label gereja sebagai bentuk penyimpangan dalam menyalurkan bantuan bagi para korban. Dunia TikTok dihebohkan dengan video yang merekam aksi pencabutan label gereja tersebut. Ada pro dan kontra. Seorang Tiktoker mengatakan bahwa label tersebut dapat melukai hati warga Cianjur.
Saya jadi bertanya-tanya, apakah kelompok pro ini adalah orang-orang yang pernah memberi kepada kelompok umat agama lain dengan tujuan untuk menyebarkan agamanya? Atau mereka hanya memberi kepada saudaranya yang seiman?
Kamu nanye...
Dukungan untuk saudara-saudara yang menjadi korban bencana ini datang dari semua pihak, tanpa terkecuali, tanpa memandang suku, agama dan golongan. Semuanya ikut merasakan penderitaan yang dialamai oleh saudara-saudaranya di Cianjur.
Ditengah kesibukan para relawan bahu membahu dengan semua pihak yang ikut membantu para korban di lapangan, muncul sekumpulan orang ahli tafsir dari ormas tertentu menunjukkan kepintarannya menilai hati pemberi bantuan dengan mencabut label tenda pihak gereja yang ikut menyalurkan bantuan umatnya. Label tenda dikategorikan sebagai jalur menyebarkan agama.
Sangat disayangkan bahwa bupati dan polisi setempat mendukung aksi ini, kompak menilai label gereja sebagai bentuk penyimpangan dalam menyalurkan bantuan bagi para korban. Dunia TikTok dihebohkan dengan video yang merekam aksi pencabutan label gereja tersebut. Ada pro dan kontra. Seorang Tiktoker mengatakan bahwa label tersebut dapat melukai hati warga Cianjur.
Saya jadi bertanya-tanya, apakah kelompok pro ini adalah orang-orang yang pernah memberi kepada kelompok umat agama lain dengan tujuan untuk menyebarkan agamanya? Atau mereka hanya memberi kepada saudaranya yang seiman?
Kamu nanye...
Comments
Post a Comment