Posts

Showing posts from 2018

Refleksi di akhir Bulan Juni

Aku belajar banyak tentang kehidupan yang sesungguhnya saat aku mengesampingkan diriku sendiri, segala hal tentangku kutinggalkan. Aku mulai menemukan diriku menjadi orang yang berbeda. Awalnya aku benci dengan situsi dimana aku merasa tak bisa menjadi diriku sendiri, dimana aku tak bisa dengan bebas mengatakan apapun yang aku fikir pantas untuk kukatakan. Aku merasa menjadi orang yang mulai belajar berpura-pura. Terlalu sering aku merasa kompromi dengan standar yang aku pegang. Semuanya menjadi berat dan seperti sebuah tekanan bagi batinku. Aku mulai bimbang dan ragu akan banyak hal. Semua komentar yang buruk mulai kufikirkan, padahal sebelumnya aku mengabaikannya saja atau menjauh dari orang yang tidak sejalan dengan fikiranku. Kujalani hari-hari yang menurutku berat. Setelah semua yang terjadi, aku mulai melihat hal-hal baik menghampiriku. Semua yang kufikir buruk ternyata berguna untuk menyadarkan aku tentang sisi lain dari kehidupan yang harus kusaksikan, kualami, dan kume

Refleksi di akhir bulan Mei

Jika kamu ingin memperbaiki kekuranganmu maka bertemanlah dengan orang yang punya kekurangan yang sama dengamu. Dari kekurangan biasanya kita membuat kesalahan-kesalahan yang tak disadari. Menyaksikan itu pada orang lain, menolong kita menyadarinya. Itulah sebabnya kehadiran mereka dapat menjadi cermin bagi kita. Jika kamu ingin menjadi pibadi yang mampu mendengar suara hati yang tak terungkap maka bergaul kariblah dengan orang yang kepribadiannya bertolak belakang denganmu. Kepribadian yang tak sama denganmu akan memperkaya pengetahuanmu tentang adanya perbedaan. Banyak bergaul dengan mereka telah membuatku harus banyak menahan ego dan mencoba membayangkan diriku sebagai dirinya. Walau kadang lelah tapi keseringan mendengarnya membuatku mengerti banyak hal tentang isi hati orang lain. Jika ingin memperdalam ilmu kesabaranmu maka sering-seringlah berbicara dengan sang pengkritik. Mereka paling pandai membuatmu marah. Para pengkritik biasanya tidak akan mentoleransi kesalahan dan juga

Inspirasi di minggu pagi

Tuhan... terkadang ambisi di dalam dada ini..... Ambisi untuk memuaskan logika berfikirku Ambisi untuk menaikkan kualitas hidup seperti kebanyakan orang yang di sekelilingku Ambisi untuk dilihat, dihargai, dihormati, disanjung dan dipuji Ambisi untuk melangkah jauh Telah membuatku banyak kali gagal meihat betapa kuat dan mampunya Engkau mengerjakan sesuatu yang lebih besar dari yang kufikirkan Telah membuatku turut berpesta dalam terang dan gelapnya kehidupan yang menujuh jalan tak berujung, Yang membuatku seketika menjadi seorang yang  tak mau menggunakan hak akses untuk masuk pada jalan kehidupan yang penuh kedamaian hati Terlalu sering aku mencari tanda dan wajahMu dalam kesesatan berfikirku Terlalu sering aku tertipu dengan segala petunjuk yang kutemukan Terlalu sering aku menjadi lelah mengikuti semuanya Terlalu sering kupaksakan diriku Terlalu sering kumenyangkali semua peryataanMu Catatan khotbah Minggu, 22 April 2018 Yohanes 20:24-29 Yesus menampakkan diri kepad

Politik pihak oposi pemerintah

Image
Tulisan ini terinspirasi dari tweet di trending topik hari ini Menurut pengamatan saya walau tidak terlalu tahu politik, senjata paling ampuh yang akan digunakan pihak oposisi pemerintah adalah dengan menggiring opini masyarakat ke pendapat bahwa pemerintahan Jokowi tidak islamiah. Mereka giat meluncurkan konsep tentang Indonesia baru terlihat jadi trending topik di twitter. Metode kampanye (yang akan bahkan sudah di awali di dunia maya) sudah bisa kelihatan saat pemilihan gubernur DKI jakarta dahulu yaitu munculnya isu-isu SARA dan kritik yang difokuskan pada pembangunan infrastruktur dan menginginkn lebih pada pembangunan manusianya melalui program penguatan nilai-nilai agama dalam hal pemberian ruang kepada pemuka-pemuka agama untuk terlibat dalam pengambilan keputusan dan juga mengusung tema keberpihakan kepada rakyat miskin dengan menaikkan isu program pemerintah yg selama ini membuka peluang banyak kepada Asing Aseng untuk bekerja di Indonesia (tidak ingat kalau ada berap