EKOLOGI BAHASA


BAB I
PENDAHULUAN
Proses berlansungnya interaksi dalam suatu masyarakat ditandai dengan adanya pengunaan bahasa. Segala kegiatan masyarakat berlangsung dengan baik karena adanya proses interkasi dan komunikasi. Terjadinya proses interaksi dan komunikasi ini terjadi karena adanya bahasa sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap anggota masyarakat. Bahasa digunakan dalam setiap kegiatan kemasyarakatan. A.chaer dan L. Agustina (2010) mengatakan bahwa Setiap kegiatan kemasyarakatan manusia, mulai dari upacara pemberian nama bayi yang baru lahir sampai upacara pemakaman jenaza tentu tidak akan terlepas dari penggunaan bahasa.
 Kemampuan seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya akan dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menggukan sistem bahasa yang berekembang dalam lingkungan dimana dia berada. Bahasa menjadi sangat penting ketika seseorang hendak menyampaikan fikiran dan perasaanya serta ingin memahami fikiran dan perasaan orang lain.
Sementara itu, kemampuan seseorang mengunakan sistem bahasa merupakan hasil pendalaman seseorang terhadap lingkungan dan komunitas atau masyarakat sekitarnya. Setiap individu yang terlahir ataupun berada dalam  suatu  masyarakat, akan mempelajari system yang berkembang di masyarakt tersebut dan mengadaptasinya. Tidak seorangpun dalam masyarakat yang terlahir dan membawa bahasanya. Sebuah masyarakat mengembangkan suatu system bahasa yang dapat dipelajari dan dipahami oleh setiap anggotanya dan kemudian diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Dalam mempelajari bahasa yang berkembang dalam masyarkat, terdapat berbagai persoalan yang muncul karena perbedaan yang nampak dalam bahasa-bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat. Nampak bahwa bahasa berbeda dari suatu tempat dengan tempat yang lainnya, dari suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya, bahkan dalam satu tempat dan mayarakat yang sama juga terdapat perbedaan sistem bahasa yang digunakan. Apa yang menyebabkan adanya perbedaan sistem bahasa tersebut? Bagaimana seseorang dapat mengunakan sistem bahasa yang tepat dan bagaimana bahasa itu dipergunakan dalam berbagai situasi dan tempat?


BAB II
ISI
A.  Hakikat Bahasa
Bahasa adalah sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbiter, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi (A.Chaer dan L.Agustina, 2010). Bahasa adalah sebuah sistem, artinnya, bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpolah secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem itu berupa lambang-lambang dalam bentuk bunyi. Lambang bunyi bahasa itu bersifat arbiter tetapi bersifat konvensional. Lambang dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib tetapi suatu masyarakat pengguna bahasa mempunyai pandangan yang sama tentang lambang dengan yang dilambangkannya.
Berdasarkan the American Heritage® Dictionary bahasa merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk mengungkapan fikiran dan perasaan, dan sebagainya dengan ujaran berupa bunyi atau suatu simbol yang disepakati. Simbol-simbol berupa bunyi yang dimiliki suatu masyarakat dalam bahasanya tersusun berdasarkan pola atauran tertentu (Collins English Dictionary:Language is a system of objects or symbols, such as sounds or character sequences that can be combined in various ways following a set of rules, especially to communicate thoughts, feelings, or instructions (Collins English Dictionary)
Bahasa sebagai alat interaksi dan komunikasi, memiliki peranan penting dalam masyarakat. Bahasa memungkinkan seseorang untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Bahasa yang digunakan seseorang menentukan kemampuannya dalam membangun komunikasi dengan orang lain. Seseorang yang menguasai bahasa dengan baik dapat memahami dan dipahami oleh orang-orang disekitarnya.
Bahasa digunakan dan dikembangkan oleh suatu masyarakat, sehingga bahasa dapat dilihat melalui masyarakat penuturnya. Bahasa yang digunakan suatu masyarakat sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek dalam masyarakat tersebut. Dalam hal ini, bahasa tidak dapat dilihat dan ditinjau sebagai suatu sistem yang berdiri sendiri. Bahasa dilihat sebagai satu kesatuan dengan lingkungan masyrakat, proses komunikasi, dan budaya.
B.   Teori – Teori  Bahasa

1.      Bahasa merupakan bagian dari sistem dinamis masyarakat
Bahasa tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat, sistem komunikasi, dan budaya. Terjadinya proses komunikasi disebabkan oleh adanya anggota masyarakat atau komunitas, tanpa adanya masyarakat atau komunitas, maka proses komunikasi tidak dapat berlangsung. Masyarakat adalah sekelompok orang yang menghuni suatu tempat secara bersama-sama dan komunikasi adalah proses pertukaran informasi antara individu melalui sistem simbol, tanda, atau tingkah laku yang umum (Webster’s New collegiate dictionary (1981:225). Nampaknya bahwa dalam proses komunikasi, terdapat tiga komponen yaitu inidividu yang mengadakan komunikasi atau partisipan, informasi yang disampaikan, dan alat yang digunakan.
Masyarakat mempunyai corak kebudayaan yang menandai batasan suatu masyarakat. Budaya merupakan cara suatu masyarakat bertingkah laku. Goodenaugh (1981) mengatakan bahwa kebudayaan meliputi standar dalam memutuskan tentang apa yang dilakukan, bagaiman seseoarng berfikir, bertindak, merasakan sesuatu, dan bagaiman melakuan sesuatu. Budaya ini berbeda dari masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya. Budaya ini terlihat dalam segalah kehidupan masyarakat, misalnya dalam hal pakaian, bahasa, makanan, dan lain sebagainya. Dapat dikatakan bahwa cara seseorang berkomunikasi juga merupakan bagian dari budaya, sehingga tanpa adanya pengetahuan akan budaya maka proses komunikasi tidak dapat berlangsung dengan baik.
2.      Bahasa digunakan berdasarkan situasi
Bahasa yang digunakan dalam sistem komunikasi melibatkan komponen-komponen sistem komunikasi yang lainnya sehingga pembicara harus mempertimbangkan bahasa yang digunakan untuk menyampaikan suatu inforamasi. Dalam hal ini seseorang melihat siapa yang berbicara, dengan siapa dia sedang berbicara, apa yang sedang dibicarakan, dan kapan pembicaraan itu berlangsung.
  Situasi sangat menentukan bahasa yang digunakan. Situasi penggunaan bahasa meliputi dua hal yaitu suasana pembicaraan dan individu yang terlibat didalamnya. Suasana pembiacaraan yaitu waktu dan tempat berlangsungnya pembicaraan serta magsud dan tujuan pembicaraan, sementara itu individu yang terlibat dalam pembicaraan memiliki perbedaan-perbedaan sifat/ karakter dan latar belakang.
Seseorang yang terlibat dalam suatu pembicaraan berusaha memilih bahasa yang tepat. Bahasa yang tepat artinya bahasa yang sesuai dengan kondisi. Itu artinya Ketika seseorang berbicara dengan orang yang  lebih tua, maka dia harus bisah membedahkan bahasa yang dia gunakan saat dia berbicara dengan teman sebayanya dan begitupulah orang yang lebih tua  berbicara kepada anak kecil harus mengetahui bahasa yang bisah dipahami oleh anak kecil. pembicara juga harus harus menyadari dimana dia sedang berbicara. Berbicara di ruang kelas, kantor, tempat  ibadah atau tempat umum tentu sangat berbeda saat berbicara di pasar, mall, rumah atau di jalan.
Sistem bahasa yang digunakanoleh seseorang juga berbeda saat dia menyampaikan magsud dan  tujuan yang berbeda. Seorang guru dalam  mengajar dikelas berbeda dengan seorang pedagang yang dengan munjual barang dagangannya. Seorang presiden yang sedang berpidato akan menggunakan sistem bahasa yang berbeda dengan seorang ayah yang sedang menasehati anaknya. Behasa yang digunakan saat berbicara kepada orang yang marah berbeda ketika berbicara dengan orang yang sedang bahagia. Bahasa yang digunakan kepada orang sedang mengalami rasa sakit berbedah dengan orang yang telah mengalami kesembuhan.
3.      Bahasa terbentuk dari suatu pola masyarakat
Segalah hal yang dilakukan oleh seseorang merupakan suatu pola hidup yang dipelajari dan diadaptasi dari lingkungannya. Orang-orang yang tinggal dalam satu lingkungan mempunyai kebiasaan yang sama dalam bertindak dan berprilaku. Mereka menggunakan bahasa dengan mengikuti pola yang sama misalnya orang Indonesia dalam berbahasa mengikuti satu pola yang sama yaitu subjek, predikat, objek (SPO), menyebut subjek terlebih dahulu dalam berbicara.
Jadi bahasa yang dimiliki oleh suatu  masyarakat atau komunitas tersusun atas suatu  pola aturan tertentu yang mencerminkan  kebiasaan  anggotanya. Aturan bahasa tersebut berlaku dan berkembang dalam masyarakat, sehingga aturan tersebut membentuk pola atau sistem bahasa yang dipergunakan oleh setiap individu dalam  masyarakat.
4.      Aturan bahasa mengikuti pola masyarakat dan memiliki peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat
Aturan yang dimiliki masyarakat dalam bahasanya merupakan cerminan dari pola hidup masyarakat tersebut. Setiap anggota masyarakat memiliki pandangan yang sama tentang aturan bahasa yang mereka gunakan, dan mengunakannya untuk berkomunikasai. Setiap anggota harus mengetahui aturan bahasa yang berlaku sehingga dapat menggunakannya. Individu yang tidak mengetahui atau tidak mengikuti aturan bahasa yang berlaku akan melakukan kesalahan dalam berbahasa dan tentunya bahasanya tidak dapat dimengerti.
5.      Makna bahasa dapat dinegosiasikan
Kata dapat berubah makna sesuai dengan penggunaannya. Sebuah kata dapat bermakna lain dalam situasi yang berbeda

C.  Penggunaan Bahasa dalam Masyarakat

Dengan memperhatikan 5 teori bahasa, maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan sitem bahasa yang digunakan seseorang disebabkan oleh adanya beberapa faktor:
1.      Budaya
 Budaya yang dimiliki oleh masyarakat yang satu dengan yang lainya mempengaruhi bahasanya. Contoh perbedaan budaya ini dapat dilihat dalam penggunaan bahasa Indonesia yang digunakan oleh masyarakat bugis dengan masyarakat Toraja.
Teman saya dari bugis berkata kepada saya: “nanti ku telfonki’ kalau di MP ma Ka’”
Teman saya dari Toraja berkata kepada saya: “kemana komi minggu lalu”
Walaupun kedua-duanya menggunakan bahasa Indonesia tapi memperlihatkan budaya kesopanannya yang berbeda dalam menyapa saya “ki’ dengan komi” memiliki makna yang sama dengan ‘kamu’
2.      Situasi
Situasi yang berbeda dapat menyebabkan seseorang menggunakan bahasa yang berbeda. Penggunakan bahasa di situasi yang berbeda, dapat dilihat dalam beberapa ujaran yang di ucapakan di dalam situasi yang berbeda.
Perbedaan tempat berbicara:
Pendeta di gereja berkata “ selamat pagi saudara-saudaraku sekalian”
Penyiar radio Prambors berkata: “selamat pagi kawula mudah”
Perbedaan partisipan:
Teman-teman yang lebih mudah di rumah berkata kepada saya : “ kak, pinjam K speaker ta’”
Teman-teman yang sebaya dengan saya berkata: “imel, pinjam ka’ fd mu”

Om yang sedang menasehati saya berkata: “ jangan naik terlalu tinggi nak, banyak angin” tapi saat sedang memarahi saya beliau berkata: “ sudah ku bilang, jangan ko pergi, tae bang mu meperangi umbai apam mu iko ma’ perangi” (mencampurkan bahasa Indonesia dengan bahasa Toraja)

 Seseorang mahasiswa berkata kepada salah satu dosennya: “iye’ prof” dan kepada dosen yang lainnya dia berkata: “iye’ pak”

Seorang ibu berkata kepada seorang bapak: “kapan ki’ datang pak Haji?” dan kepada bapak yang satunya dia berkata: “ masuk ki’

Perbedaan tujuan:
Seorang penjual ikan berkata: “ambil mi ki’, saya kasi  5 ribuh’
Seorang ibu berkata kepada temannya: “edede, kecilnya baru 5 ribuh”

3.      Pola masyarakat yang berbeda
Seseorang dalam menggunakan bahasa akan menggunakan bahasa sesuai dengan pola suatu masyarakat dimana dia tinggal. Siswa-siswa Indonesia yang baru belajar bahasaa inggris terbiasa dengan pola bahasa Indonesia berkata dalam inggris: “girl beautiful, I am class six, I am different with you

4.      Aturan bahasa yang diberlakukan dalam masyakat
Bahasa yang digunakan mengikuti aturan tertentu. Aturan-aturan suatu bahasa merupakan suatu pedoman untuk memilih system bahasa yang tepat dalam situasi tertentu. Bahasa yang digunakan, yang tidak mengikuti aturan pemakainnya akan menimbulkan interpretasi makna yangu salah dan bisah juga tidak dipahami. Misalnya dalam ujaran: “Ibu mudah marah”sepertinya kalimat ini tidak lengkap sehingga orang bingung memahaminya. Seorang ibu sulit memahami ketika seorang anak  berkata: “bolpen ibu ada yang curi”, ibu berfikir anaknya sedang bertanya atau sedang memberi informasi. Ujaran yang pastinya sulit dipahami jika ada yang berkata: “Nasi saya makan”, “ bolpenmu pinjam”
5.      Makna kata
Makna suatu kata atau kalimat yang digunakan oleh seseorang tak hanya dilihat dari segi makna lexicalnya akan tetapi dilihat dari segi penggunaannya dalam makna yang tersirat atau biasa disebut sebagai makna pragmatik, yang memerlukan suatu penjelasan dibalik ujarannya. .misalnya dalam ujaran-ujaran berikut:
Seorang teman yang baru pulang dari kampus dan membuka kamarnya berkata dengan nada yang keras: “berantakannya ini kamar”, dalam hal ini, dia tidak sedang memberikan informasi bahwa kamarnya tidak rapi, tetapi dia sedang mengatakan bahwa dia tidak suka kamarnya berantakan, atau dia sedang marah, atau bertanya siapa yang membuat kamarnya berantakan.
Seorang pemilik rumah datang berkata: “kalian sudah bayar air?” Dia tidak hanya sekedar bertanya, tapi sebenarnya sedang memperingatkan untuk membayar air karena sudah akhir bulan.
Seorang teman datang dan bertanya tentang tugas berkata: saya tidak tahu ini, saya mau copy paste saja dari internet” Dia sebenarnya sedang mencoba untuk meminta bantuan untuk mengerjakannya.



BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Bahasa yang digunakan dipengaruhi dan ditentukan oleh lingkungan dimana bahasa digunakan. Ada beberapa aspek yang mempengaruhi dan menentukan penggunaan bahasa yaitu faktor budaya, situasi yang meliputi waktu, tempat, partisipan dan informasi yang disampaikan, pola masyarakat, aturan bahasa, dan makna pragmatik suatu kata, ujaran atau kalimat.
Dengan mengetahui adanya faktor yang mempengarui perbedaan bahasa yang digunakan, maka seseorang dapat memilih bahasa yang tepat ketika berbicara dengan mempertimbangkan siapa yang berbibicara, dengan siapa, apa yang disampaikan, dimana dia berbicara, dan kapan dia berbicara. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang disesuaikan dengan kelima aspek teori bahasa.
Menggerti bahasa berarti mengenali diri sendiri dan mengenali orang lain. Tahu berbahasa artinya mengerti keberadaan diri sendiri dan keberadaan orang lain.

B.   Saran
1.      Gunakanlah bahasa yangtepat
2.      Jadikanlah bahasa sebagai identitas diri


REFERENCES
Chaer, H. dan Agustina, L. 2010. Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta.
Goodenough, Ward H. 1981. Culture, Language, and Society. Menlo Pack, California: The Benjamin/ Cumming Publising Company, Inc.
Hudson, R.A. 1984. Sociolingustics. London: Cambridge University Press.

Comments

Popular posts from this blog

Sejarah Lahirnya dan arti kata “Kristen”

PRONOUNS OF POWER AND SOLIDARITY

Apa saranmu bagi anak baru masuk dunia kerja?